Selasa, 07 September 2010

Emo Lifestyle & Culture

Emo bukan hanya bagaimana cara kamu bergaya tetapi emo adalah suatu lifestyle. Lifestyle itu ditunjukkan dalam sepatu, baju, gaya rambut, accesories dan yang paling penting - dalam hal musik.

Masyarakat cenderung memilih attitude dari musik yang mereka dengarkan walaupun terkadang, mereka tidak mengakuinya. Ini disebabkan karena banyak orang tidak bisa memisahkan diri mereka dari ide-ide yang mereka ekspresikan. Musik pada dasarnya berbeda dari seni pertunjukkan lain karena musik menunjukkan jiwa kita yang mata tidak bisa tunjukkan.

Menjadi emo adalah salah satu cara masyarakat bisa mengekspresikan diri mereka sendiri, sama seperti gaya indie lain, yang berbeda hanyalah musiknya. Pada akhirnya, masyarakatlah yang memutuskan musik mana yang mereka pilih-mereka hanyalah bagian dari lifestyle yang bersifat menantang dan cenderung tidak bisa menerima-yang kebanyakan anak muda tenggelam didalamnya.

Seperti apa Emo itu ?

Pertama-tama, menilai seseorang itu emo hanya dari gaya rambut mereka adalah cara yang salah, sama seperti kita menjudge seseorang itu gothic hanya karena mereka memakai baju hitam. Lifestyle emo adalah unik, apabila kita melihat style emo kita bisa merasakan emosi yang mereka rasakan, tetapi emosi yang tersimpan di dalam mereka kadang tidak bisa dimengerti oleh orang lain.

Ketika menunjukkan attitude kepada seseorang, kebanyakan mendefinisikan emo seperti ini: sensitif, pemalu, diam, sedih, introverted, muram, mengasihani diri sendiri dan misterius. Depresi dan Broken hearted seringkali juga mendefinisikan mereka. Emo merasa lingkungan tidak bisa menerima mereka, mereka orang buangan dan tidak ada yang mengerti mereka.

Emo adalah bagaimana kamu mengekspresikan emosi kamu. Emosi seperti marah, sedih, gembira, senang, kecewa sering kali diekspresikan ke musik. Sebagai contoh banyak band-band emo yang menuliskan liric tentang cinta yang tak berbalas, dan hubungan yang bermasalah.

Pada akhirnya scene emo lebih dari hanya sekedar gaya. Dengan kata lain, hanya karena ada orang bergaya emo maka belum tentu dia disebut emo. Hal ini sering terjadi, karena lifestlye emo sekarang sedang menjadi trend, suatu hal yang cukup aneh mengingat emo adalah lifestyle orang terbuang. jadi apabila ada orang bergaya emo tetapi tidak mendengarkan dan memahami culture dari emo itu sendiri, maka sudah pasti bukan emo, tetapi kami menyebutnya poser, yaitu orang yang hanya bisa meniru saja.

Apa yang emo suka lakukan?

Emo kids suka melakukan hal yang sama seperti remaja lainnya: berteman, mencintai & dicintai, tersenyum & menangis, pergi ke bioskop dan konser. Emo memperlakukan dunia dengan cara yang lebih emotional.

Biasanya, emo suka mengekspresikan perasaan mereka dengan menulis puisi dan lirik lagu tentang keputusasaan mereka, kesendirian mereka, kebimbangan; semuanya karena dunia gagal untuk mengrti mereka.

Emo juga suka pergi ke gigs dan berkumpul bersama online komunitas seperti Myspace. Dalam fakta kau akan terkejut bahwa kau bisa menemukan begitu banyak komunitas emo di internet, Seperti contoh, Myspace.

Emo juga suka mengekspresikan diri mereka dalam cara yang sulit untuk dimengerti. Seperti, menggambar mata yang nangis berdarah, atau hati yang dipegang yang ingin diberikan ke orang yang dicintainya hanya untuk menunjukkan seberapa cintanya. Dengan cara itu, emo ingin berkata: "Mungkin dengan cara ini kau akan mendengarkanku."

Kritik Di tahun-tahun pertama emo musik muncul, emo music dan emo subculture telah menghasilkan beberapa kritik. Kritik itu mengatakan bahwa emo terlalu emotional dan melodramatik.

Kritik itu juga mengatakan karena emo berpikir kalau hidup mereka terlalu tragis adalah hal yang menggelikan.

Mereka mengatakan bahwa emo merasakan keterbuangan, kesedihan, keputusasaan padahal emo seringkali hidup di dalam kehidupan yang indah.

Beberapa kritik itu juga mengatakan emo seharusnya memperbaiki hidup mereka, mengusir kegelapan dan mulai melihat cahaya.

Emo scene telah dicap sebagai karakter yang menggelikan dan akan terbuang dan terlupakan di masa depan.

Tentang kecenderungan melukai diri sendiri, Depresi, dan Bunuh diri

Emo culture sering kali diidentikan dengan kecenderungan melukai diri sendiri oleh media.

Banyak orang berpendapat bahwa emo musik selalu menyanyikan lagu tentang kecenderungan tersebut. Beberapa band memang mempunyai lyric lagu seperti itu, tetapi kebanyakan lyric emo yang sering dibuat bertemakan patah hati, bukan bunuh diri dan kecenderungan untuk melukai diri sendiri.

Emo kids mungkin memang sering depresi tetapi mengatakan mereka memiliki kecenderungan itu, adalah salah besar. Emo kids tidak selalu depresi setiap waktu, dan mereka membenci bunuh diri. Sebenarnya, kecenderungan untuk melukai diri sendiri, depresi, dan bunuh diri sudah ada sebelum emo ada. Orang lain yang bukan emo sering kali juga merasa depresi, namun mereka mengekspresikannya dengan cara lain. Beda dengan emo yang mengspresikannya lewat musik.

Pada akhirnya, emo lebih dari hanya sekedar gaya atau musik. Tetapi emo melampaui itu semua. Emo adalah bagaimana kita mengekspresikan emosi kita seperti kekecewaan, kemarahan, kesedihan, keputusasaan, melalui musik dan gaya hidup kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar